Kunjungan Bupati Klaten

Para petani Klaten di harapkan Untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Uji Multi Ketahanan Rojolele

Uji Multi lokasi Galur Muatan Rojolele

Methik Pari

tradisi kuno yang disebut "methik".

Panen Raya

Bupati Panen Raya di Cawas.

Pakde Aris Sulap Bukit Gersang Jadi Greenhouse Melon


TABLOIDSINARTANI.COM, Klaten---Pakde Aris, begitu panggilan petani  Dukuh Kalijaran Desa BawakKecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.  Saat musim kemarau, jika petani lain membiarkan lahannya bera (tak ditanami), maka ia justru menyulap menjadi greenhouse untuk budidaya melon.

Kecamatan Cawas adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mempunyai komoditas unggulan padi dan palawija. Namun di tengah kondisi kering seperti saat ini, Pakde mencoba mengembangkan tanaman melon.

Greenhouse melon milik Pakde Aris berdekatan dengan Pariwisata Kawas Putih atau Pariwisata Batu Putih Kecamatan Bayat. Letaknya tidak jauh hanya kurang lebih sekitar 50 m.

Budidaya tanaman di dalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang menggabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro. Budidayanya dengan mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi buah.

Pakde Aris mengungkapkan, awalnya tempat ini hanya merupakan lahan kering, tandus  dan gersang. Selain itu terletak di atas perbukitan yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Cawas dan Kecamatan Bayat.

Namun oleh Pakde Aris, seorang yang ulet dan nekad, lahan tersebut di sulap menjadi greenhouse kebun melon. Greenhouse ini digunakan untuk budidaya tanaman melon varietas Sangata menggunakan media polybag.

Pakdhe Aris  menjelaskan konsep pertanian melon yang dipakai merupakan wujud aplikasi teknologi di pertanian. “Greenhouse ini sederhana dengan ukuran 20x25 meter persegi dengan biaya yang tidak begitu banyak, hanya butuh plastik dan polybag serta bambu untuk tiang penyangga,” tuturnya.

Dengan system greenhouse, Pakde Aris berharap melon dihasilkan merupakan kualitas premium. Karena itu ia memilih varietas Sangata. Varietas ini dikenal karena kualitas buahnya bagus, rasanya manis seperti ada madunya dan renyah. Namun masa panen bervariasi yaitu 60 hingga 80 hari bisa panen.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cawas, Tut Wuri Handayani didampingi penyuluh pertanian Desa Bawak mengakui, Pakde Aris merupakan sosok inovatif dan menginspirasi. Bahkan Pakde Aris mampu memproduksi produk pertanian berkualitas dengan pengairan dan media terbatas dan yang lebih ekstrim lokasinya di pegunungan yang tandus dan gersang.

Karena itu Tut Wuri berharap inovasi Pakde Aris ini bisa menjadi motivasi sekaligus inspirasi bagi masyarakat petani, khsusnya di wilayah Kecamatan Cawas dan sekitarnya. “Tidak ada rasa lega yang bisa mengalahkan saat kita berhasil dalam melakukan wujud inovasi dari teknologi, terus berinovasi menjadi petani maju mandiri dan modern,“ tutur Wuri.

Lebih lanjut, Wuri mengatakansalah satu cara mewujudkan program Kostratani ialah melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Hal ini harus bisa diikuti petani lainnya, karena bisa menambah penghasilan. “Setiap jengkal tanah harus bisa menghasilkan demi pemenuhan kebutuhan keluarga terutama dimasa pandemi,” ujarnya.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo  (SYL) seringkali mengatakan terutama dalam menghadapi wabah Covid-19, bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional agar lebih baik. Sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.

Hal ini juga sesuai arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi"Untuk mendukung program Kostratani, petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya baik secara on farm maupun off farm," katanya.

Reporter : Tut Wuri H/Yeniarta (BBPP Ketindan)

PEMBUATAN KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA

 

PEMBUATAN KOMPOS 

SKALA RUMAH TANGGA

Oleh : Agus Bin Affan

Sampah menjadi problema dalam kehidupan kita, setiap rumah tangga pasti meyisakan sampah baik sampah organik maupun anorganik. Sampah organik antara lain sisa makanan, potongan sayur, kulit buah dan sisa makanan lainnya. Sedangkan sampah anorganik antara lain kertas, kardus, gelas dan botol plastik.

Sampah organik dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu kompos. Kompos merupakan hasil dekomposisasi  oleh  zat pengurai yaitu bakteri  dan jamur. Kompos sangat bermanfaat terutama bagi tanaman sebagai penyedia hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Penggunaan kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu kompos juga dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air sehingga dapat mengatasi kemungkinan terjadinya banjir. Dan yang paling penting pembuatan kompos dapat mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah yang menumpuk.

Tahap Tahap Pembuatan Kompos

  1. Membuat formula fermentasi

Dalam mengelola sampah menjadi kompos diperlukan formula fermentasi yang terdiri dari 3 bahan yaitu EM (Efektif Mikroorganisme), Molase (Larutan Gula/ tetes tebu), dan air. Untuk 100kg sampah digunakan 10 ml EM, 10 ml Molase dan 1 Liter air. Sebaiknya persiapkan formulasi fermentasi 3 jam sebelum mengolah sampah, karena formula fermentasi akan berfungsi setelah didiamkan selama kurang lebih3 jam.

  1. Langkah Langkah Membuat Kompos

Pengolahan  sampah menjadi kompos relatif mudah dilakukan oleh setiap orang, asalkan ada kemauan dan kesadaran. Langkah awal dalam pembuatan kompos adalah  :

a.       Melakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik.

b.      Setelah sampah organik terkumpul kemudian dicacah halus dengan menggunakan pencacah. Pencacahan dilakukan agar formula fermentasi tercampur merata dan untuk mempercepat pelapukan agar hasilnya semakin baik.

c.       Sampah yang sudah dicacah halus kemudian disempot dengan formula fermentasi hingga basah 80 %. Hal ini ditandai dengan tidak menetesnya air ketika cacahan diperas. Sambil diaduk tambahkan formula aktivator hingga merata.

d.      Campuran tersebut kemudian dimasukan kedalam tong komposter. Tong komposter diputar setengah lingkaran, lakukan minimal 3 kali sehari selama 5 hari.

e.       Setelah 5 hari kompos dikeluarkan dan diangin anginkan hingga kering. Letakkan dalam tempat yang terlindung dari sinar matahari dan hujan. Proses pengeringan dilakukan kurang lebih selama 5 hari.

f.       Selanjutnya kompos yang sudah kering diayak, siap di kemas dan digunakan. Masukkan kompos yang halus kedalam plastik atau karung.

  1. Prospek Usaha Kompos

Dampak negatif dari pemupukan kimia serta keterbatasan pupuk kimia menjadi faktor lakunya kompos di pasaran. Mayoritas penduduk indonesia yang ber matapencahian sebagai petani dan gemar berkebun menjadi pangsa pasar yang baik.


Modernisasi Pertanian

Harga Kacang Hijau Memikat, Petani Klaten Untung Berlipat


TABLOIDSINARTANI.COM, Klaten---Peluang pasar yang cukup besar membuat petani di Kecamatan Cawas, Klaten menanam kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) pada musim tanama ketiga (musim kemarau/MK) tahun iniPadahal tahun-tahun sebelumnya, petani lebih banyak menanam kedelai.

Ketua KTNA Kecamatan CawasNgadiyana mengungkapkan, petani memilih menanam kacang hijau karena daya tumbuhnya bagus dan tahan kering dibanding kedelai. “Harga saat panen juga sebagai alasan memilih kacang hijau,” katanya.

Dengan mengoptimalkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), penyuluh dan petani bersinergi di musim tanam MK III. Hampir semua desa di Kecamatan Cawas membudidayakan kacang hijau pada lahan seluas 1.700 ha. Pada penanaman MK III ini, petani menerapkan teknologi dengan menggunakan varietas unggul Vima 4 dan Vima 5.

Kelebihan dari varietas Vima 4 mempunyai potensi hasil 2,32 ton/ha biji kering. Kelebihan lainnya dari varietas Vima 4 dan Vima 5 adalah bisa dipanen serempak (80-85 persen), umur masak 56 hari, sehingga petani bisa menghemat biaya panen.

Apalagi harga saat panenpun sangat memikat, sehingga pendapatan petani bisa berlipat. Kelebihan itu menjadi daya ungkit tersendiri bagi tersebut kacang hijau sebagai komoditas pilihan petani.

Menanam kacang hijau di Kecamatan Cawas memang diluar kebiasaan petani yang sebelumnya dominan dengan kedelai. Hal ini dibenarkan Tut Wuri Handayanipenyuluh sekaligus petugas teknis di Kecamatan Cawas. “Saat ini sebagian besar petani di wilayah kecamatan Cawas beralih tanam kacang hijau, yang biasanya tanam kedelai,” ujarnya.

Data sampai akhir Agustus sudah tercatat dan dilaporan Kostratani setidaknya seluas 1.718 hektar (ha) pertanaman kacang hijau. Angka yang tidak sedikit untuk luasan komoditas kacang hijau. “Luasan itu hampir 85 persen dari seluruh lahan sawah di Kecamatan Cawas seluas 2.136 ha,” ungkap Tut Wuri.

Tut Wuri mengatakan, peningkatan luas tambah tanam kacang hijau menunjukan adanya ketertarikan petani sekaligus menyiasati kondisi terbatasnya sumber air, sehingga petani tetap bisa berproduktif. Berdasarkan kondisi tersebut penyuluh melalui program Kostratani siap mendukung dan mengawal petani. “Selanjutnya kami dapat mengevaluasi bersama antara petani dan penyuluh untuk perbaikan usaha tani yang akan datang,” ujarnya.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap dengan pengawalan Kostratani, pertanian lebih maju mandiri, bahkan dengan pengolahan menggunakan teknik yang lebih modern. “Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita,” tegasnya.

Sejalan dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedy Nursyamsi berharap seluruh petani dan pelaku utama pertanian agar selalu melakukan inovasi teknologi pertanian dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Diantaranya,  melalui penggunaan benih unggul bermutu, pemupukan berimbang spesifik lokasi, pengendalian OPT dan penanganan panen dan pasca panen yang baik dan tepat. “Jadi pertanian tidak boleh berhenti di tengah pandemi Covid ini,” tegasnya.

Reporter : Tut Wuri Handayani/ Yeniarta (BBPP Ketindan)

Aplikasi Pestisida Tanaman Kedelai

Aplikasi Pestisida Tanaman Kedelai

Oleh Agus Bin Affan

 

Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu tanaman. Biasanya petani menggunakan pestisida ketika terjadi serangan hama penyakit pada tanaman kedelai, dengan meniadakan cara cara pengendalian hama dan penyakit tanaman yang ramah lingkungan. Misalnya dengan cara manual atau dengan pestisida hayati.

Penggunaan pestisida dengan bahan kimia beracun yang menjadi andalan petani dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman perlu ada aturan dalam penggunaannya, tidak boleh berlebihan. Menurut sifatnya pestisida ini ada dua macam yaitu sistemik dan racun kontak. Pestisida sistemik yaitu pestisida yang sifat racunnya dapat diserap oleh tanaman, sehingga tanaman tersebut mengandung racun. Pestisida sistemik tidak dianjurkan untuk aplikasi menjelang panen karena dikhawatirkan hasil panennya masih mengandung residu racun. Sedangkan pestisida racun kontak yaitu pestisida yang dapat membunuh hama tanaman apabila terkena langsung pada hama tersebut.

Macam-macam Jenis Pestisida

Berikut ini merupakan penjelasan tentang macam-macam jenis pestisida yang biasa digunakan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman.

  1. Insektisida

Insektisida adalah obat (bahan) kimia yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa serangga.

  1. Fungisida

Fungisida adalah obat kimia yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa jamur atau cendawan.

  1. Bakterisida

Bakterisida adalah obat kimia yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa bakteri dan virus. Umumnya, bakteri yang telah menyerang tanaman akan sangat sulit untuk diberantas. Pemberian obat biasanya dilakukan pada tanaman yang belum terkena bakteri dengan dosis tertentu

  1. Herbisida

Herbisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alangalang, rumput, dan eceng gondok.

  1. Rodentisida

Obat ini dibuat untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat, seperti tikus. Penggunaan obat ini biasanya diberikan sebagai umpan yang dicampur dengan makanan lainnya. Akan tetapi, penggunaannya harus hati-hati karena dapat mematikan hewan ternak yang memakannya.

 

  1. Nematisida

Obat ini dibuat untuk memberantas hama tanaman jenis Nematoda atau cacing. Nematisida bersifat meracuni tanaman sehingga penggunaannya biasanya diberikan 3 minggu sebelum masa tanam tiba.

  1. Helisida

Obat ini digunakan untuk memberantas hama tanaman, seperti siput atau bekicot. Obat yang biasa digunakan adalah metaldehyde atau metadex dan mercaptometur.

Dalam aplikasi pestisida harus memperhatikan 6 tepat (tepat mutu, tepat sasaran, tepat jenis pestisida, tepat waktu, tepat dosis dan tepat cara penggunaan).

Tepat  mutu  ialah  pestisida  yang  digunakan  harus  baik, terdaftar dan diijinkan oleh Komisi  Pestisida.  Jangan menggunakan pestisida yang tidak terdaftar,  sudah kadaluarsa,  rusak  atau  yang  diduga  palsu.

Tepat  sasaran  ialah  pestisida  yang  digunakan  harus  berdasarkan  jenis  hama dan penyakit tanaman  yang  menyerang.  sebelum menggunakan  pestisida,  langkah  awal  yang  harus  dilakukan  ialah  melakukan  pengamatan  untuk mengetahui  jenis  hama dan penyakit tanaman  yang  menyerang.  langkah  selanjutnya  ialah  memilih  jenis  pestisida  yang  sesuai dengan hama dan penyakit tanaman tersebut.

Tepat  jenis  pestisida, maksudnya suatu  jenis  pestisida  belum tentu  dianjurkan  untuk  mengendalikan  semua  jenis  hama dan penyakit tanaman  pada  semua  jenis tanaman.  Oleh  karena  itu,  dipilih  jenis  pestisida  yang  dianjurkan  untuk  mengendalikan  suatu  jenis hama dan penyakit tanaman pada suatu jenis tanaman.  informasi tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.

Tepat  waktu, maksudnya waktu penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan populasi hama atau kondisi kerusakan yang ditimbulkannya apa telah mencapai ambang ekonomi.   Selain itu, stadia pertumbuhan tanaman dan keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap waktu penggunaan pestisida.  Waktu penyemprotan pestisida bisa dilakukan pada pagi hari, tetapi lebih baik dilakukan pada sore hari karena pada umumnya hama dan penyakit tanaman (khususnya serangga hama) pada tanaman aktif pada sore/malam hari.

Tepat dosis/konsentrasi. Dosis atau konsentrasi pestisida yang digunakan mempengaruhi daya bunuh terhadap hama dan penyakit tanaman.  penggunaan dosis yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen sehingga membahayakan bagi konsumen.  Tingginya dosis penggunaan pestisida dapat juga memacu timbulnya hama dan penyakit tanaman yang resisten terhadap pestisida yang digunakan.

Tepat cara penggunaan.  Pada umumnya penggunaan pestisida dilakukan dengan  cara disemprot.  Sebelum dilakukan penyemprotan pestisida ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :  Peralatan semprot (spuyer/nozel, alat semprot dan alat pelindung keamanan); dan Keadaan cuaca (intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan kelembaban udara).

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier

Gerakan Pengendalian Hama Tikus


Gerakan Pengendalian Hama dan Penyakit Padi


Modernisasi Pertanian


Siasati Ketersediaan Benih Kedelai Dengan Memanfaatkan Pematang Sawah

Swadayaonline.com - Pangan adalah kebutuhan pokok, apalagi disaat pandemi Covid 19 seperti sekarang. Seluruh lapisan masyarakat mengalami dampaknya tak terkecuali para petani di wilayah Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY. Saat ini wilayah tersebut sedang musim tanam padi dan sudah memasuki tahap pemupukan susulan. 
Pertanian menjadi salah satu sektor yang dituntut untuk tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
"Walau dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian jangan berhenti, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah soal pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan SYL.
Lebih lanjut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa, “Tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian, pertanian tidak boleh berhenti”.  

Di Kecamatan Tawas, selain menanam padi, petani juga memanfaatkan galengan (pematang) untuk menanam kedelai,  mengoptimalkan fungsi pematang (galengan) dengan menanam kedelai di pematang yang sebagian besar memang ditujukan sebagai sumber benih. Untuk memenuhi kebutuhan kedele di Kecamatan Kalimanah yang luas lahan sawah 1.250 ha, petani berusaha menanam kedele dengan memanfaatkan pematang sawah, yang ditanam pada bulan Juni atau pada MT 3 / MK1 dan ditanam setelah 1 hari setelah panen padi. 
Pemanfaatan pematang sawah untuk budi daya kedelai telah lama dilakukan oleh petani di Karangasem dan Burikan, Cawas, Klaten Jawa Tengah. “Pemanfaatan pematang sawah telah lama digunakan di daerah ini sebagai sumber benih kedelai,” kata Slamet Raharjo salah satu ketua kelompok tani (Poktan) Mardi Tani di Cawas. 
Penanaman kedelai dapat dilakukan dengan baris tunggal atau baris ganda, tergantung kepada lebar pematang.

Slamet Raharjo menuturkan, penanaman kedelai di galengan sawah dilakukan pada musim rendengan yakni Maret – Mei. Pak Slamet  kebetulan menanam pada tanggal 15 Maret 2020 lalu dan kedelai sudah memasuki fase berbunga , karena cuaca kering kedelai dipanen pada umur kurang dari 80 hari, padahal biasanya hingga 83 hari. Dengan harapan saatpanen bertepatan dengan selesainya panen padi sehingga langsung bisa digunakan untuk benih. Lebih lanjut disampaikan jika dari luasan lahan sawah 0,2 ha dapat diperoleh hasil kedelai sebanyak 20 kg.
Hasil panen kedelai dari pematang digunakan sebagai benih karena harga benih kedelai  saat ini  sekitar 12.000 - 14.000/kg. Diperkirakan pada saat puncak musim panen harga kedelai bisa turun hingga Rp.5.000 – Rp. 6000 /kg. Varietas kedelai yang ditanam di pematang adalah varietas Grobogan yang biasa ditanam. Tahun 2018 petani pernah mencoba menanan varietas Batan yaitu Kedelai Mutiara, hasilnya lumayan bagus , tetapi kesulitan mendapatkan benih sumbernya. Upaya penanaman kedelai di pematang dapat menjadi alternatif memenuhi kebutuhan benih kedelai sendiri. SY/TWR/YNI

Wereng Batang Coklat

Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, khususnya di Indonesia. Serangga kecil ini menghisap cairan tanaman padi dan sekaligus juga menyebarkan virus (reovirus) yang menyebabkan tanaman padi terinfeksi penyakit tungro.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Terdapat beberapa metode untuk mencegah serangan hama wereng coklat, antara lain:
1. Menggunakan varietas tahan Wereng
2. Penggiliran Varietas Antar Musim.
3. Penggunaan Pestisida dengan gerakan massal.