Kunjungan Bupati Klaten

Para petani Klaten di harapkan Untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Uji Multi Ketahanan Rojolele

Uji Multi lokasi Galur Muatan Rojolele

Methik Pari

tradisi kuno yang disebut "methik".

Panen Raya

Bupati Panen Raya di Cawas.

Bersih Sungai Kalijaran

Cawas (5/7/2019) Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dari Desa Pakisan, Barepan, Bawak, dan Kedungampel bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo melakukan kegiatan pembersihan sampah di wilayah sungai kalijaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memperlancar aliran air yang digunakan untuk mengatasi kekeringan di lahan pertanian.

Drs. Sofan, M.Si Selaku Camat Cawas menghimbau kepada warga masyarakat terutama warga tani untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan sungai dari tanaman liar maupun sampah yang dapat mengganggu kelancaran aliran sungai dan kegiatan ini perlu adanya kebersamaan agar warga tani bisa panen musim ini.

Aliran sungai kalijaran dapat mengairi lahan persawahan sekitar 800 Ha di beberapa Desa di Kecamatan Cawas antara lain Bawak, Barepan, Kedungampel, Nanggulan, bendungan, dan Pakisan. [AB]

Panen Raya PADI


Klaten (salfamedia.com) — Bupati Klaten Sri Mulyani didampingi Kepala Deputi Tehnologi Energi Nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) RI, Suryantoro, Direktur Food and Agriculture Organization (FAO) atau Badan Pangan Dunia yang bernaung di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Mr Qu Liang dan Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Batan, Totti Tjiptosumirat, Kamis, 21 Maret 2019 menggelar tradisi wiwit sekaligus melakukan panen raya padi perdana di lahan padi yang dikembangkan melalui Agro Teckno Park di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas.

Setiba dilokasi Bupati Klaten Hj Sri Mulyani didampingi jajaran Batan, Forkompinda dan pejabat setempat menyempatkan diri mengelilingi bentangan lahan padi yang siap panen sambil mengendarai kereta kelinci yang sudah siapkan, Setelah itu Bupati Klaten  Sri Mulyani bersama rombongan melakukan tradisi “ngguwaki” sebelum panen padi berupa menyebar aneka makanan ke sawah. Setelah itu Bupati Hj Sri Mulyani dan rombongan melakukan panen raya.

Kemudian Bupati didampingi dari jajaran Batan dan FAO selaku Badan Pangan Dunia melakukan wiwit. Pada acara wiwit Bupati Sri Mulyani membagikan makanan lengkap berupa nasi dan lauk pauk untuk dibagikan kepada anak-anak sekolah yang mengikuti acara wiwit.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengatakan, atas nama Pemkab Klaten mengucapkan terima kasih kepada jajaran Batan yang telah mendampingi dalam pengembangan Agro Teckno Park di Klaten. Khusus varietas Rojolele yang kini umur bisa lebih pendek yakni 110 hari dan tinggi batang 110 cm bisa dikawal sebagai produk unggulan Kabupaten Klaten. Ke depan beras Rojolele akan dibangun sentra beras di daerah Delanggu sehingga masyarakat luas bisa menikmati beras yang pulen, enak dan wangi hasil pemuliaan Batam.

Sri Mulyani juga memastikan kalau produkfitas padi Klaten sangat bagus bahkan surplus. Hasil panen padi di Klaten tahun 2018 tercatat ada 431 ribu ton. Cadangan padi yang tersimpan ada 256 ribu ton sedangkan tingkat kebutuhan masyarakat 125 ribu ton. Sehingga bisa dipastikan tahun 2018 produktifitas beras Klaten surplus 131 ribu ton.

Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Klaten, Sunarno dalam laporannya mengatakan, Agro Techno Park atau ATP yang ada di Kabupaten Klaten ini merupakan Collaborating Center pertanian terpadu dengan berbasis keunggulan potensi lokal dan di Indonesia ada di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Klaten, Polewalimandar dan Musirawas. Aplikasi Iptek Nuklir dengan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pertanian Terpadu Kabupaten Klaten yaitu dengan pembentukan Kawasan ATP.

Dikatakan, kegiatan pengembangan padi dengan ATP di Klaten ini dimulai pada tahun 2015 dan saat ini memasuki tahun kelima atau tahun terakhir dari program kegiatan ATP di Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten.

“Program ATP berbasis keunggulan potensi lokal yaitu Padi, Kedelai dan Penggemukan Ternak Sapi sebagai plasma ATP dan di Balai Benih Tanaman yang berada di Humo sebagai inti ATP. Program ATP sangat membantu Klaten dalam rangka swasembada beras dan sebagai penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah,”ucapnya.


Camat Cawas Tanam Refugia


(detikperistiwa.com) Klaten – Pemerintah kabupaten Klaten tengah membidik program daerah dengan sejuta bunga, Program tersebut di dukung pula Koramil 20 Cawas Kodim 0723/Klaten bersama dengan Camat cawas, PPL Cawas dan petani mengadakan tanam refugia di Desa Kedungampel Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten,
Kamis ( 24/1/2019 )
Kegiatan dilakukan bersama sama sama selain untuk mewujudkan sejuta bunga di klaten, penanaman refugia ini juga ampuh untuk mengusir dan mengatasi hama padi.
” Pasalnya hama padi sering mengganggu tanaman padi milik petani,” ujar Camat Cawas Drs. Sofan, MSI
Ternyata bunga refugia banyak sekali manfaatnya selain untuk keindahan juga dapat mengusir hama padi, ungkap Sofan
Danramil 20 Cawas Kapten Inf Ghofar Afrozi saat di konfermasi membenarkan adanya kegiatan yang melibatkan anggotanya tersebut.
Menututnya kegiatan ini memberi banyak manfaat.
“Selain untuk membantu petani mmepersiapkan musim tanam, penanaman bunga refugia di kanan kiri jalan juga memberi estetika tersendiri sekaligus mendukung program pemerintah Kabupaten Klaten sejuta bunga,” jelas Kapten Inf Ghofar Afrozi
” Hal ini juga merupakan upaya alami dalam pembasmian hama tanaman padi dengan adanya bunga refugia pemakaian insektisida atau obat kimia dapat di kurangi tentunya dampaknya akan menyehatkan panen nanti,” ungkap Danramil
Sementara itu Koordinator Bpp Cawas Slamet Mulyana, SP menegaskan bahwa penanaman bunga refugia merupakan langkah konservasi musuh alami secara tidak langsung agar serangan hama yang datang dapat menciptakan mikrohabitat sehingga musuh alami utamanya wereng batang coklat dan penggerak batang bisa hidup di lokasi tanaman bunga refugia sehingga apabila mencari mangsa lebih dekat dengan lahan.
Selain sebagai penangkal hama pada tanaman padi, refugia juga tanaman bunga yang banyak warnanya untuk memperindah lingkungan serta mudah di tanam dan cepat hidup,
Penanaman refugia ini mendapat reaksi yang baik dari para petani dan mereka mengikuti program tersebut dengan senang hati.
(edi)

Tanam Refugia



Cawas (23/01/2019) Kelompok tani Desa Mlese melakukan kegiatan bersama tanam refugia di area jalan persawahan. Tanaman ini selain dapat dilihat keindahannya juga dapat sebagai tempat berkumpulnya serangga predator yang dapat bermanfaat dalam pertanian. Selain kelompok tani juga turut andil ibu-ibu PKK Desa Mlese dalam pelaksanaannya.

AUTP Solusi Kurangi Resiko Gagal Panen

Klaten (salfamedia.com) — Para petani Klaten di harapkan Untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) karena dapat membantu Petani mengurangi resiko kerugian jika gagal panen.
Demikian Di katakan Bupati Klaten Sri Mulyani saat Bertemu Dengan Para petani Di desa Pakisan Kecamatan Cawas pada Jumat pagi (18/1/2019). Sri Mulyani menghimbau agar petani padi di Kabupaten Klaten untuk mengikuti asuransi UTP. Pasalnya asuransi dapat membantu petani mengurangi resiko kerugian gagal panen, akibat dari bencana alam atau serangan hama.
“Saya rasa petani padi di Klaten wajib mengikuti asuransi UTP ini. Agar petani dapat mencegah kerugian jika gagal panen,”ucap Sri Mulyani.
Di katakan asuransi UTP ini sangat ringan biayanya , yakni untuk 1 hektar lahan sawah petani hanya biaya asuransi sebesar 36 ribu. Para petani di Klaten agar mengikuti Asuransi Usaha tani padi UTP.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Ir. Widiyanti, MSi mengatakan, sampai Januari 2019 ini baru ada sebanyak 717 petani yang mengikuti asuransi. Sedangkan luas lahan tanam yang di asuransi seluas 19 ribu .160 hektar yang ada di empat kecamatan, yakni Trucuk, Wedi, Ceper dan Cawas.
Ia menambahkan .Untuk premi asuransi sebesar 36 ribu untuk 1 hektare lahan padi. Itu hanya 20 persen dari total premi yang dibebankan kepada petani. Premi yang sebenarnya 180 ribu. Sisanya sebesar 144 ribu di subsidi pemerintah pusat.
Semenatara itu. Kades desa Pakisan Dedy Sukardi mengatakan, sudah ada 70 petani di Desa Pakisan yang mengikuti asuransi. Premi asuransinya 36 ribu untuk 1 hektare lahan sawah. Sedangkan klaim asuransinya 6 juta untuk 1 hektare lahan sawah dan saat ini Didesanya sudah Mulai masa tanam padi dengan luas sekitar 139 hektar.(Yon)