HAMA UTAMA TANAMAN KEDELAI


HAMA UTAMA TANAMAN KEDELAI
Oleh : Slamet Mulyana, SP.

  Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Serangga termasuk bagian dari hama yang merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahka menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif.
Untuk mengendalikan hama harus digunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam konsep tersebut, pengendalian hama dengan insektisida merupakan salah satu taktik yang digunakan bilamana perlu serta diintegrasikan dengan taktik pengendalian lain. Tujuan pengendalian adalah :
untuk memaksimumkan keuntungan pendapatan, targetnya adalah beberapa jenis hama, dasar yang digunakan adalah ambang kendali hama, dan caranya adalah dengan menurunkan kepadatan populasi hama melalui berbagai taktik pengendalian.
Hama merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan hasil panen kedelai. Ada 111 jenis hama kedelai yang telah diketahui di lndonesia, beberapa di antaranya adalah hama pemakan daun. Hama pemakan daun yang berstatus penting atau agak penting ada empat jenis yakni kumbang daun (Phaedonia inclusa Stal.), penggulung daun (Lamprosema indicata F.), ulat iengkal (Chrysodeixis chalcites Curt,), dan ulat grayak Spodoptera lituraF.). Kerusakan daun akibat serangan hama pemakan daun mengganggu proses fotosintesis yang akhirnya mengakibatkan kehilangan hasil panen.
Dalam konsep PHT, ada empat elemen yang mendasari komponen pengendalian hama, yakni bioekologi, pengendalian alamiah, ambang kendali, dan teknik penarikan contoh populasi hama. Di dalam makalah ini, keempat elemen tersebut akan dibahas sebagai dasar untuk menentukan komponen pengendalian hama pemakan daun kedelai.

Hama Pada Tanaman Kedelai
Kedelai merupakan komoditas yang sangat strategis dan memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat dan perekonomian Indonesia. Tahu, tempe, kecap, dan tauco sebagai produk pangan olahan yang berbahan baku kedelai selalu dihadirkan di meja makan hampir di seluruh rumah tangga Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya petani perlu memahami tentang pengendalian hama dan penyakit utama tanaman kedelai. Tanaman kedelai ingin hasil yang memuaskan serta biji yang berkualitas.Hama tanaman kedelai bagi petani harus diperhatikan. Banyak hasil panen yang tidak melimpah gara2 kurangnya informasi hama tanaman kedelai.
Berikut hama-hama yang terdapat pada tanaman kedelai :
1.     Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Lalat bibit biasanya menyerang benih kedelai yang baru ditanam dan belum tumbuh. Benih yang terserang terdapat lubang-lubang kecil bekas gigitan. Serangan bisa menyebabkan benih tidak tumbuh dan membusuk. Hama ini juga menyerang tanaman muda yang baru tumbuh, gejalanya terlihat jika terdapat daun yang berlubang-lubang tidak beraturan.Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi lahan dan pergiliran tanaman. Benih dicampur dengan insektisida lannate atau metindo sebelum ditanam. Campurkan 10 kg benih dengan 100 gram insektisida tersebut. Pengendalian dengan penyemprotan dilakukan jika lalat bibit menyerang tanaman yang baru tumbuh/tanaman muda.
2. Ulat Grayak  (Spodotera litura F)
Ulat grayak menyerang dan merusak seluruh bagian tanaman, mulai dari daun, batang dan buah. Serangan ulat grayak jika sudah terlanjur parah akan menyebabkan tanaman mati dan mengering.
Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi yang baik, pergiliran tanaman dan penyemprotan insektisida. Gunakan insektisida regent, metindo, larvin, curacron atau prevathon dengan interval 3 hari sekali. Gunakan dosis sesuai rekomendasi yang tetera pada kemasan insektisida tersebut
3. Penggulung Daun (Lamprosema Indiva F)
   Hama penggulung daun menyerang dan merusak daun tanaman kedelai. Gejala serangan terlihat jika terdapat daun-daun tanaman kedelai yang menggulung. Hama ini terdapat pada daun yang menggulung tersebut, kemudian akan memakan daun dan tulang daun dan menyebabkan daun menjadi rusak.
Pengendalian dapat dilakukan dengan rotasi tanaman, sanitasi dan penyemprotan insektisida. Penyemprotan bisa dilakukan dengan menggunakan insektisida regent, metindo, larvin, curacron atau prevathon dengan interval 3 hari sekali. Gunakan dosis sesuai rekomendasi yang tetera pada kemasan insektisida tersebut.
4. Ulat Jengkal (Chryssodeixis chalcites Esp)
Ulat jengkal adalah pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Larva ulat jengkal menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun muda. Serangan mengakibatkan daun-daun yang rusak berlubang-lubang tidak beraturan
Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi yang baik dan penyemprotan insektisida regent, matador, decis, metindo, larvin, curacron atau prevathon dengan interval 3 hari sekali.
5.Penggerek Buah/Penggerek Polong (Etiella zinckenella treit)
   Hama ini menyerang polong dan tinggal didalamnya. Serangangan menyebabkan polong menjadi busuk dan rusak.
Pengendalian dapat dilakukan dengan rotasi tanaman, sanitasi dan penyemprotan menggunakan insektisida regent, metindo, larvin, curacron atau prevathon dengan interval 3 hari sekali. Gunakan dosis sesuai rekomendasi yang tetera pada kemasan insektisida tersebut.
6. Ulat Buah/Ulat Polong (Heliothis armigera Hbn)
Ulat polong memiliki tipe serangan yang mirip dengan penggerek polong, yaitu tinggal didalam polong dan memakannya. Sehingga menyebabkan polong berlubang dan rusak.
Pengendalian dilakukan dengan penanaman serempak, sanitasi, rotasi tanaman dan penggunaan insektisida. Penyemprotan bisa dilakukan dengan menggunakan insektisida regent, metindo, larvin, curacron atau prevathon dengan interval 3 hari sekali. Gunakan dosis sesuai rekomendasi yang tetera pada kemasan insektisida tersebut.
7. Kutu Daun (Aphids)
 Kutu daun menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun dan menyebabkan daun tanaman menjadi keriting. Serangan kutu daun mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil dan menurunkan produktifitas.
Pengendalian : dapat dilakukan dengan sanitasi yang baik, rotasi tanaman    dan     penyemprotan     insektisida    berbahan     aktif abamectin.  Beberapa   jenis   insektisida   dengan    bahan   aktif abamectin antara  lain  demolish,  bamex,  numectin,  promectin, atau agrimec.
8.. Kepik Hijau (Nezara Viridula)
               Kepik   hijau   biasanya    bergerombol   dibalik   daun. Hama ini menyerang   dan   merusak   polong   dan   menyebabkan  polong mengempis dan kering.
Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan  insektisida berbahan  aktif   metomil   yang    dicampur   dengan  insektisida berbahan   aktif   profenofos.   Lakukan  penyemprotan pada pagi hari dengan interval 3 hari sekali.

0 komentar:

Posting Komentar