Kunjungan Bupati Klaten

Para petani Klaten di harapkan Untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Uji Multi Ketahanan Rojolele

Uji Multi lokasi Galur Muatan Rojolele

Methik Pari

tradisi kuno yang disebut "methik".

Panen Raya

Bupati Panen Raya di Cawas.

Antisipasi Hama Padi

Barepan (19/3) Petani di desa Barepan melakukan antisipasi terhadap serangan hama wereng batang coklat (WBC). Hal ini dilakukan karena musim taman satu kemarin beberapa lahan di areal persawahan Desa Barepan terkena spot-spot serangan hama WBC. Upaya pengendalian di persemaian dilakukan karena lebih efektif dibandingkan ketika bibit sudah ditanam. Di lahan persemaian, luas lahan yang dikendalikan lebih kecil dibanding bila sudah dipindah tanam. 

Wereng Batang Coklat menjadi hama yang paling ditakuti petani karena dampak kerusakan akibat hama ini membawa kerugian yang besar, mengingat jenis serangannya yang cepat menyebar dan menurunkan hasil produksi sangat banyak. Sering kali gejala awal serangannya tidak terlihat jelas oleh petani, mengingat usia petani rata-rata masuk usia tua, sehingga indra penglihatan kurang mampu melihat dengan baik. Peran serta petugas pengamat hama menjadi sangat penting dalam situasi ini.

Kegiatan Antisipasi ini dapat berjalan dengan baik berkat kerjasama antara pengurus kelompok tani, PPL, POPT serta pemerintah Desa Barepan. Setelah dua sampai tiga hari diamati perkembangan dari penyemprotan Beuveria Bassiana pada lahan persemaian. Bila ditemukan WBC atau walang yang terbungkus miselia putih / jamur menandakan bahwa aplikasi  Beuveria Bassiana berhasil menginveksi WBC dan walang. [N]

Pelatihan Agensia Hayati

Cawas (7/3) Pelatihan Agens Hayati Kelompok tani Mardi Tani Desa Burikan, kegiatan ini dilakukan 5 kali pertemuan yang dimulai pada pekan ini. Pertemuan direncanakan tiap pekan sekali tiap hari rabu di rumah Bp. Slamet Raharjo selaku ketua kelompok tani.

Peserta pelatihan sebanyak 25 orang dari unsur petani anggota kelompok tani. Dalam pertemuan perdana ini disampaikan kontrak pembelajaran selama kegiatan pelatihan, pengertian organisme pengganggu tanaman serta kesuburan tanah baik teori dan praktik.

Sebagai tim pemandu terdiri dari petugas POPT Kabupaten, UPTD III Pedan, dan Penyuluh Cawas. Bp. Sunarno, SP sebagai pemandu lapang menyampaikan bahwa bahan pembuatan agensia hayati banyak tersedia di sekitar kita. Kita bisa mengolahnya menjadi bahan yang bermanfaat dalam bidang pertanian untuk meningkatkan produksi. [IA]

Masuk Panen Raya, Petani Berharap Harga Bagus

KLATEN, suaramerdeka.com - Petani di Kabupaten Klaten mulai masuk masa panen padi musim tanam (MT) I tahun 2018. Beberapa wilayah mulai panen serentak di awal bulan Maret.

Camat Cawas, Muh Nasir mengatakan lahan di wilayahnya mulai masuk puncak masa panen pekan ini. '' Yang sudah dipanen beberapa hari ini sekitar 503 hektare,'' ungkapnya, Sabtu (3/3).

Menurut Nasir, total luas lahan padi di Kecamatan Cawas mencapai 2.318 hektare dengan berbagai jenis varietas. Dari hasil pendataan sementara, produksi gabah cukup tinggi sebab mencapai 8, 06 ton per hektare. Angka itu di atas rata-rata panen MT sebelumnya yang hanya sampai tujuh ton. Harga gabah kering dari petani mencapai Rp 4.300/ kilo gram.

Untuk panen selanjutnya pemerintah kecamatan optimistis akan di atas angka delapan ton sebab tingkat kekeringan semakin baik seiring berkurangnya hujan. Di Kecamatan Cawas tahun ini sempat direndam banjir merata di semua wilayah. Sempat ada kekhawatiran akan banyak gagal panen tetapi dengan upaya keras semua komponen bersama petani, masa sulit itu terlewati.

Banjir tidak terlalu berdampak bahkan tanaman lebih subur dibandingkan sebelumnya. Kecamatan Cawas merupakan daerah penyangga beras kabupatensehingga padi tetap menjadi andalan petani. Di Kecamatan Wedi, petani pun mulai masuk panen.

Dapat Asuransi

Menurut Camat Wedi, Kukuh Riyadi beberapa desa sudah mulai panen. Namun diakuinya ada beberapa desa yang tidak maksimal sebab direndam banjir bulan November 2017 lalu. '' Ada sebagian tanaman yang mati dan petani mendapat asuransi,'' katanya.

Meskipun dari sisi tanaman bagus tetapi di desa tertentu yang rusak akibat banjir, panen tidak bisa maksimal. Marimin, petani warga Desa Balak, Kecamatan Cawas mengatakan kondisi tanaman tahun ini jauh lebih bagus dibandingkan panen, sebelumnya.

Meskipun sempat direndam banjir tetapi hanya berlangsung sehari. Justru banjir membawa kesuburan di lahan yang hampir merata di semua wilayah Kecamatan Cawas. '' Yang dikhawatirkan petani hanya curah hujan saat ini,'' jelasnya.

Saat ini hujan masih terus turun dan jika disertai angin akan berdampak pada ketahanan padi. Apabila ambruk saat akan panen, harga bisa jatuh. Belum lagi jika ada patah leher yang biasa muncul saat musim hujan.

Plt Kepala Dinas PertanianKetahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Klaten, Bambang Sigit Sinugrohomenjelaskan sejak awal diprediksi panen akan mulai awal bulan Maret. Secara umum, panen tahun ini bagus sebab tidak ada hama yang dominan.

(Achmad Hussain /SMNetwork /CN19 )

"Methik Pari" Kelompok Tani Tani Mulyo Balak

Cawas (1/3) para petani di kelompok tani Tani Mulyo Desa Balak yang mulai panen masih melaksanakan tradisi kuno yang disebut "methik". Secara modern "methik" bisa diartikan sebagai pesta panen padi para petani. Tradisi ini sudah dilakukan dari jaman dulu dan menjadi warisan tradisi masyarakat tani sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang mahakuasa atas panen yang boleh dilakukan setelah lebih dari tiga bulan menanam padi.

"Methik" padi kali ini dilaksanakan di lahan sawah Barat Dk. Balak, Balak, Cawas. Tampak dalam kegiatan terebut Muspika Kecamatan Cawas, Drs. Much Nasir, MM yang didampingi Danramil Cawas Kapten Infantri Abdul Ghofur dan Kapolsek AKBP. Hanggono, mereka hadir bersama dengan anggotanya, segenap Penyuluh Pertanian Lapangan BPP Kecamatan Cawas, Kepala Desa Balak dan perangkatnya, para pengurus dan anggota kelompok tani Tani Mulyo Balak.

Setelah diawali dengan doa syukur, mereka makan bersama dengan menu khas "methik" yang terdiri dari nasi, urap, ayam bakar asap, teri, buah-buahan, aneka umbi-umbian dan jajanan pasar. Makanan-makanan tersebut adalah makanan khas yang secara turun-temurun tetap disajikan dalam tradisi "methik" ini.

Tampak keakraban antara pemangku jabatan dan ratyat tani, melebur menjadi satu dalam sukacita panen. [N]